Ratna Yulia, M.Pd

Ratna Yulia, M.Pd. Kepala SMAN 2 Sumatera Barat. Lahir 15 juli 1977 di Bangkinang. Pendidikan SDN Kinari, SMPN 1 Bukit Sundi, SMAN 1 Bukit Sundi kab. Solok Suma...

Selengkapnya
Navigasi Web
Analisis Butir Soal (Bagian 2), Analisis Kuantitatif Butir Soal Secara klasik

Analisis Butir Soal (Bagian 2), Analisis Kuantitatif Butir Soal Secara klasik

(#TantanganGurusiana hari ke-46#)

Seperti yang kita ketahui bahwa, setelah guru melakukan uji coba soal/ujian dengan menggunakan soal yang disusun, maka guru perlu melakukan analisis kuantitatif butir soal secara klasik saja. Alasan kita guru menggunakan analisis ini adalah karena analisis butir soal ini murah, sederhana, familiar, dapat dilaksanakan sehari-hari dengan cepat menggunakan komputer dan dapat menggunakan beberapa data dari peserta tes.

Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis kuantitas butir soal secara klasik adalah setiap butir soal ditelaah dari segi tingkat kesukaran soal, daya pembeda, dan Keberfungsian Alternatif Pilihan Jawaban/ efektifitas pengecoh. Ketiga aspek tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai mana berikut ini.

1. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan besarnya proporsi peserta tes yang menjawab betul pada suatu butir.

Analisis untuk indeks daya kesukaran bagi tiap butir soal dapat dicari dengan menggunakan persamaan

TK = (BA+BB) : N

Keterangan

TK = Tingkat Kesukaran Soal

BA = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas

BB = Jumlah jawaban benar pada kelompok Atas

N = Jumlah siswa yang mengikuti Tes

Kemudian Arikunto (2009: 210) membagi tingkat kesukaran butir soal

tersebut menjadi 3 kategori.

TK bernilai 0 – 0,30, berarti tingkat kesukaran soal sulit

TK bernilai 0,31 – 0,70, berarti tingkat kesukaran soal sedang

TK bernilai 0,71 – 1.00, berarti tingkat kesukaran soal mudah

2. Daya Beda

Daya beda butir soal adalah indeks yang menggambarkan tingkat kemampuan suatu butir soal untuk membedakan kelompok yang pandai dari kelompok yang kurang pandai. Interpretasi daya beda selalu dikaitkan dengan kelompok peserta tes. Artinya, suatu daya beda butir soal yang dianalisis berdasarkan data kelompok tertentu belum tentu dapat berlaku pada kelompok yang lain. Interpretasi daya beda butir soal untuk peserta tes kelas bias berbeda dengan interpretasi daya beda kelas B untuk mata pelajaran yang sama. Hal ini sangat tergantung pada kemampuan masingmasing kelompok.

Penghitungan untuk daya pembeda soal adalah sebagai berikut:

DP=(BA-BB): ½ N

DP = daya Pembeda soal

BA = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas

BB = Jumlah jawaban benar pada kelompok Atas

N = Jumlah siswa yang mengikuti Tes

Adapun klasifikasinya adalah seperti berikut ini ( Croker dan Algina, 1986:315)

DP bernilai 0,40-1,00, berarti ooal diterima dengan baik

DP bernilai 0,30-0,39, berarti soal diterima tapi perlu diperbaiki

DP bernilai 0,20-0,29, berarti soal diperbaiki

DP bernilai 0,19-0,00, berarti soal tidak dipakai atau dibuang

3. Keberfungsian Alternatif Pilihan Jawaban / efektifitas pengecoh

Dalam tes hasil belajar berbentuk objektif dengan model pilihan ganda, umumnya memiliki (4) empat atau (5) lima alternatif pilihan jawaban dimana salah satu alternatif jawabannya adalah jawaban yang benar (kunci jawaban). Alternatif pilihan jawaban yang salah sering disebut dengan istilah pengecoh (distractor). Alternatif pilihan jawaban dalam suatu butir soal dikatakan berfungsi jika semua pilihan jawaban tersebut dipilih oleh peserta tes dengan kondisi dimana jawaban yang benar lebih dipilih dari pada alternatip pilihan jawaban yang lain. Pengecoh berfungsi jika paling sedikit 5% dari peserta tes memilih jawaban tersebut. Lebih banyak dipilih oleh kelompok siswa yang belum paham materi.

Selain tiga aspek diatas yang perlu kita lihat adalah omit.Omit adalah proporsi peserta tes yang tidak menjawab pada semua alternatif jawaban. Butir soal yang baik jika omit paling banyak 10% dari peserta tes.

Analisis kuantitas butir soal secara klasik dapat kita lakukan dengan menggunakan aplikasi analisis butir soal. Pada Aplikasi tersebut kita hanya memasukkan data tentang :

1. soal yang akan kita analisis,

2. Kunci jawaban

3. Mengentrikan nama dan jawaban 27% siswa kelompok Atas ditambah dengan nama dan jawaban 27% siswa kelompok atas

Setelah itu kita akan melihat hasil analisis nya, sehingga kita dapat memasukkan soal yang diterima kedalam bank soal, memperbaiki soal jika direvisi, atau malah membuangnya, jika soal tidak diterima.

Bukti fisik analisis butir soal, baik secara kualitatif dan kuantitatif sangat penting. Dokumen ini sering diminta pengawas sebagai salah satu item buku kerja guru. Disamping itu dokumen ini juga berguna sebagai bukti fisik untuk akreditasi dan Penilaian Kinerja Kepala sekolah. Diharapkan seluruh guru terampil dalam melakukan analisis butir soal ini, dan melakukannya untuk soal PTS, PAS, Tes Diagnostik, TO, dan USBN/US.

Semoga tulisan ini bermanfaat, selamat bekerja!

Solok, 4 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bu, sangat bermanfaat. Terima kasih sudah berbagi, sukses selalu buat ibu. Salam santun

04 Jun
Balas

Sama2 bu. Terima kasih juga.

04 Jun



search

New Post